Batu Nisan Dengan kode Quick Response
Teknologi tak hanya menjadi kebutuhan kala manusia hidup, tapi juga bisa "dibawa mati". Itu mungkin yang jadi pemikiran sebuah perusahaan pemakaman menggagas produk makam yang interaktif. Dengan batu nisan yang dilengkapi kode Quick Response atau QR. Sebuah kode batang (barcode) yang ditempatkan di batu nisan, memungkinkan para pengunjung mendapatkan banyak informasi tentang jasad yang bersemayam di sana. Tak sekedar nama, usia, tanggal lahir, dan tanggal kematian.
Caranya, pengunjung bisa memindai kode QR menggunakan ponsel pintar (smartphone).
Kode itu terintegrasi dengan situs berisi biografi mendiang. Ada profil orang tersebut, foto-foto, dan video yang dipersembahkan keluarga dan para sahabat. Orang-orang terkasih dapat menggunakan password untuk memperbarui isi situs.
Menambah komentar dan kenangan yang timbul seiring belalunya waktu.
Tak hanya makam, kode QR juga bisa ditambahkan pada tugu peringatan, atau plakat penghargaan yang terpatri di bangku. Di Inggris, perusahaan pemakaman Chester Pearce di Poole, Dorset adalah yang kali pertama menyediakan layanan ini. Direktur utamanya, Stephen Nimo mengatakan, kode QR digoreskan pada sebuah granit atau logam persegi, sebelum dipasang atau dilem di batu nisan.
"Konsepnya, kita bisa menggunakan teknologi untuk menyediakan lebih banyak informasi tentang seseorang yang telah meninggal, untuk menggali kenangan tentang mereka," kata dia, seperti dimuat Daily Mail. Dia menambahkan, orang-orang bisa membuat situs, sesederhana atau serumit mungkin, suka-suka mereka. Juga menambahkan informasi sebanyak apapun. "Termasuk galeri foto, mengunggah video, dan bisa sesering mungkin memperbarui laman," kata.
"Misalnya saat putri dari seseorang yang meninggal, menjadi ibu baru."
Nimo mengaku, meski ia seorang direktur pemakakaman yang tradisional, ia menilai teknologi bisa menjadi cara yang efektif untuk mengenang seseorang. Apalagi, pengunjung pemakaman kerap berkeliling dari makam ke makam, mengamati batu nisan, sembari bertanya-tanya tentang para almarhum. "Dengan menggunakan kode QR, mereka bisa dengan cepat mencari tahu.
"
Meski demikian, ada satu kelemahan teknologi: harganya tidak murah. Agar batu nisan dilengkapi QR, keluarga mendiang harus merogoh kocek 300 pound sterling. Juga biaya tambahan 95 pound sterling untuk pembuatan situs. Salah satu yang tertarik dengan teknologi itu adalah, Gill Tuttiett, yang memasang kode QR di nisan suaminya, Timothy, di sebuah gereja dekat Poole.
Gill Tuttiett (53) rela merogoh kocek karena suaminya, yang meninggal di usia 55 akibat serangan jantung, semasa hidupnya tergila-gila dengan teknologi. Sangat tertarik dengan teknologi baru. Para pengunjung bisa memindai kode di makamnya, dan langsung mengakses kisah hidup mantan manajer operasional bandara itu, soal keluarga, karier, bahkan riwayat pendidikan. "Ini adalah langkah maju, dan saya yakin Tim menginginkan ini."